Login Sekarang

DAMPAK PSIKOLOGIS TAYANGAN MISTERI DI TELEVISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Televisi adalah media yang potensial sekali tidak saja untuk menyampaikan informasi tetapi juga membentuk perilaku seseorang, baik ke arah positif maupun negatif, disengaja ataupun tidak. Sebagai media audio visual, TV mampu merebut 94 % saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50 % dari apa yang mereka lihat dan dengar di layar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau, secara umum orang akan ingat 85 % dari apa yang mereka lihat di TV, setelah 3 jam kemudian dan 65 % setelah 3 hari kemudian. (Dwyer, dalam Sadiman, 1999). Bila dilihat dari fakta diatas, maka tidak salah bila Nurudin (1997), menyatakan bahwa saat ini masyarakat telah mengideologisasikan televisi, bahkan telah menjadi sebuah “agama baru” bagi masyarakat modern, dimana ketergantungan yang begitu besar menyebabkan televisi menjadi sebuah acuan, penuntun, nasihat (sumber referensi atau bahkan sumber nilai) masyarakat, dimana manusia diarahkan hidupnya dengan media televisi. Sebagaimana diketahui bahwa media televisi yang bersifat audio visual memiliki pengaruh sangat besar terhadap jiwa pemirsa utamanya anak karena gambar yang ditayangkan terlihat hidup seolah nyata. Berbeda dengan sifat radio yang hanya audio dan media cetak yang hanya terlihat (visual). Begitu gencarnya kehadiran televisi pada kehidupan manusia sehingga televisi benar-benar merupakan media yang ampuh untuk mempengaruhi perilaku orang. Namun perlu diingat bahwa televisi hanyalah sebagian dari sekian banyak faktor di luar diri individu yang akan berpengaruh pada perubahan perilakunya. Dibandingkan dengan faktor lain, televisi adalah the most seductive, the most pervasive, the most influential form of mass communication (Fred Allen, dalam Sadiman, 1999) Perilaku bukanlah karakteristik yang kekal sifatnya tetapi dapat berubah, diubah dan berkembang sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan bisa bersifat positif dan negatif. Sifat perubahan yang terjadi ditentukan oleh diri individu yang bersangkutan dan lingkungannya. Proses perubahan perilaku bukanlah proses yang sekali jadi tetapi memerlukan waktu yang relatif sifatnya. Perilaku bukan pula bawaan atau turunan tetapi lebih merupakan produk belajar, yang mencakup kawasan- kawasan kognitif, afektif dan psikomotor. Pada teori Law of Repetitionnya Thorndike menyatakan bahwa Frekuensi dan intensitas informasi yang kita peroleh akan menentukan apakah perilaku kita akan terpengaruh oleh informasi tersebut. Informasi yang sama, senada atau serupa yang masuk secara berulang-ulang ke dalam diri seseorang akan memberikan pengaruh yang berbeda dengan apabila informasi tersebut hanya diterima sekali. Seringkali tanpa disadari informasi tersebut terinternalisasi ke dalam diri kita dan selanjutnya terealisasikan dalam bentuk perilaku tertentu. Bahkan sesuatu informasi yang salah karena berulang-ulang disampaikan tanpa disadari akan dianggap sebagai suatu kebenaran.(Sadiman, 1999). Tayangan televisi berbau supranatural, belakangan ini begitu banyak mempesona masyarakat. Masyarakat disuguhi oleh banyak hal mistis dari tempat-tempat yang dianggap sebagai kerajaan makhluk gaib. Ada keingintahuan yang berubah menjadi kebutuhan untuk menyimak "dapur" makhluk gaib itu lewat tayangan televisi. Menariknya, tayangan itu ternyata mendapat rating cukup tinggi (Waspada Online, 2004). Sehingga, tayangan "dunia setan" itu pun menjadi komoditas bagi industri televisi sebagai contoh, misalnya “Dunia Lain” di Trans TV, “Percaya Nggak Percaya” di SCTV, “Gentayangan” di TPI dan beberapa tayangan lainnya di stasiun-stasiun Televisi yang lain, bahkan setan dan sejenisnya pun kini juga mulai merambah pada tayangan yang bersifat sinetron dan lainnya yang ada di Indonesia. Menanggapi anaknya tayangan-tayangan berbau mistis tersebut, telah terjadi pro dan kotra ditengah-tengah masyarakat terhadap tayangan tersebut. Ada yang menyatakan bahwa tayangan tersebut merupakan realitas yang ada ditengah-tengah masyarakat, sehingga tinggal bagaimana penonton untuk memilahnya, adapula yang menyatakan bahwa keinginan menonton tersebut hanyalah sekedar keingintahuan terhadap hal-hal yang gaib. Namun selain pendapat yang pro terhadap tayangan tersebut, adapula yang kontra terhadap tayangan-tayangan tersebut, misalkan pendapat yang menyatakan bahwa tayangan tersebut dapat menyesatkan pemirsanya dan membuat bodoh serta menyebakan pola pikirnya kembali ke zaman dulu, atau pendapat yang menyatakan bahwa tayangan tersebut dapat merusak akal penontonnya. Seto Mulyadi, seorang pemerhati anak-anak dalam penelitiannya menyatakan bahwa anak-anak yang menonton tayangan misteri pada umumnya memiliki masalah mental (republika.co.id, 2004). Demikian juga dengan penelitian lainnya yang dilakukan terhadap anak-anak, menunjukkan keterpengaruhan maupun berdampak terhadap anak-anak yang mengemari tayangan-tayangan tersebut. Sedangkan pada penelitian lainnya yang dilakukan terhadap orang dewasa, seperti studi yang dilakukan oleh Nina M Armando yang menyatakan bahwa banyak orang dewasa hanya menganggapnya sebagai hiburan, demikian juga dengan yang dinyatakan oleh Pembantu Dekan III Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sholeh Amini Yahman, dimana tayangan horor dipandang orang dewasa sebagai upaya berpetualang. Dan rasa takut kadang perlu sebagai katarsis.(suara merdeka. co.id, 2004) Dari perbedaan pernyataan dan sedikitnya penelitian yang telah dilakukan, khususnya dampak yang ditimbulkan tayangan ini terhadap orang-orang dewasa inilah, maka penelitian ini diarahkan terhadap orang-orang yang berusia dewasa. Selain itu bila ditinjau dari teori analisis kultivasi Gerbner, dimana media memiliki kemampuan untuk “mengkultivasi” khalayaknya persepsi realitas yang konsisten dengan cara pandang dengan dunia yang disajikan dalam program televisi. Lebih-lebih bila ditinjau dengan teori Triple M, dimana pada teori ini menjelaskan adanya keterkaitan antara media massa (televisi), masyarakat massa dan budaya massa, dimana media massa dalam teori ini mengacu pada media yang berfungsi sebagai pembagi pesan. Pesan-pesan yang disampaikan media massa mengandung nilai-nilai dan norma, ide maupun simbol yang mewakili pola pikir, perasaan, pendapat, tindakan masyarakat tertentu. Pesan yang disebarluaskan oleh media pada akhirnya akan dipertukarkan oleh masyarakat kepada pihak lainnya.(Winarni, 2003 ; 135-104) Maka bila dilihat dari teori diatas, tentunya pro dan kontra yang terjadi di masyarakat dapat dipahami, dan besarnya dampak yang ditimbulkan dari sebuah tayangan di televisi terhadap masyarakat inilah, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Dampak Psikologis Terpaan Tayangan Misteri di Televisi”.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang penelitian diatas, maka dapat dirumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana dampak psikologis yang ditimbulkan dari tayangan misteri di televisi.
C. Tujuan penelitan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bagaimanakah dampak psikologis tayangan misteri di televisi.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau masukan yang bersifat positif bagi pengembangan ilmu psikologi, khususnya pada bidang ilmu sosial.
2. Manfaat praktis Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya, khususnya, konsumen acara misteri di televisi bagaimana dampak dari tayangan misteri tersebut
3. Peneliti berikutnya Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi pembuka ide-ide baru bagi
para peneliti selanjutnya, mengingat masih begitu banyak bidang kajian psikologi terkait dengan media informasi ini.

1 Komentar untuk "DAMPAK PSIKOLOGIS TAYANGAN MISTERI DI TELEVISI"

Unknown mengatakan...

kita juga punya nih jurnal mengenai dampak psikologis , silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya

http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2537/1/Dampak%20Psikologis%20Pada%20Wanita%20yang%20Mengalami%20Abortus%20Spontan044.pdf
semoga bermanfaat yaa :)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel