Login Sekarang

HUBUNGAN ANTARA RASA SYUKUR DENGAN KEPERCAYAAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Percaya diri adalah salah satu aspek psikis manusia yang sangat penting untuk dipupuk dan dikembangkan. Sukses tidaknya seseorang dalam berinteraksi secara sosial terhadap lingkungannya adalah tergantung bagaimana cara mereka mengembangkan kepercayaan dirinya. Seseorang bisa suskes dalam bergaul dengan orang lain, mudah memperoleh teman, sukses dalam pekerjaan dan sebagainya adalah karena kepercayaan diri yang dimilikinya. Tumbuhnya percaya diri menyebabkan seseorang melakukan penyesuaian diri yang baik pula terhadap lingkungannya. Hambly (1995:1) beranggapan bahwa bila seseorang mampu meningkatkan kepercayaan dirinya, maka hubungannya dengan orang lain akan menjadi lebih baik, pekerjaan menjadi lebih mudah dan hidup menjadi lebih memuaskan. David Staat dalam A Dictionary of Human Behavior, mendefinisikan self confidence adalah penuh percaya diri, tampil beda dan yakin pada diri sendiri. Pendapat David ini dapat dilihat kesamaannya dengan pendapat Adler yang ditulis dalam bukunya yang berjudul The Dynamis of Human Communication, bahwa salah satu unsur dari rasa percaya diri adalah menghargai diri sendiri, kemudian tumbuhnya keyakinan serta kepercayaan bahwa ia memiliki kelebihan yang, mungkin tidak dimiliki orang lain (Richard & Rychman, 1995:106). Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang bisa memiliki percaya diri, salah satunya yaitu dengan memiliki penampilan fisik yang menarik, menjadi dambaan setiap orang. Bagi individu yang mempunyai bentuk dari penampilan fisik yang ideal akan terlihat lebih menarik bila dibandingkan dengan individu yang mempunyai penampilan fisik yang kurang menguntungkan. Individu yang memiliki penampilan yang menarik seringkali lebih banyak menjadi pusat perhatian, oleh sebab itu tidak salah bila banyak orang berpendapat bahwa penampilan merupakan salah satu modal percaya diri. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Siaran (2002:2), berkerjasama dengan Rumah Sakit ULM menyimpulkan bahwa ternyata anak-anak yang mempunyai penampilan fisik yang kurang menarik seperti kelebihan berat badan memiliki percaya diri yang rendah. Centi (1993:36) mejelaskan bahwa orang yang puas dengan keadaan dan penampilan fisiknya, pada umumnya memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi daripada yang tidak, karena penampilan fisik merupakan hal yang paling tampak dari kepribadian seseorang dan menciptakan kesan awal bagi orang lain. Kenyataannya tidak semua orang memiliki bentuk dan penampilan fisik yang menarik. Bagi mereka yang memiliki cacat fisik, percaya diri yang tinggi sangat penting bagi mereka. Sebab, jika tidak memiliki kepercayaan diri karena kekurangan yang dimilikinya, maka dapat menyebabkan mereka merasa takut, putus asa, pemalu, murung, tidak bebas, dan cenderung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi (Abd. Azis, dalam Kumara, 988:12). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Marfiyanti (2001:58), manyimpulkan bahwa semakin tinggi rasa percaya diri maka semakin tinggi pula efektivitas komunikasi individu. Penelitian dengan subyek sebanyak 40 orang dengan pendidikan SMU hingga S1 ini diketahui ternyata faktor percaya pada kemampuan pribadi merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap rasa percaya diri dibanding faktor lainnya. Hal ini disebabkan karena sesorang yang percaya kepada kemampuan yang dimilikinya atau dengan kata lain memiliki keyakinan yang positif akan lebih percaya diri, sehingga akan mempunyai keberanian untuk berkomunikasi. Berdasarkan banyak kasus yang terjadi dalam masyarakat, pada umumnya percaya diri yang dialami mereka terjadi karena masalah yang berhubungan dengan ketidakpuasan terhadap dirinya sendiri. Mereka merasa bahwa fisik yang ideal dan sempurna akan menjadikan mereka sangat percaya diri dihadapan teman-temannya. Seperti kasus yang dialami oleh Laras yang sejak masuk SMA, bukan lagi anak yang periang, ia kini lebih sering murung dan mengurung diri dalam kamar. Sekolahpun bukan lagi memberikan kesenangan bagi dirinya seperti ketika di SMP. Bahkan sebaliknya, ia merasa tersiksa setiap mau berangkat sekolah, sebab teman-teman barunya disekolah suka menertawakan karena dia hanya memiliki satu tangan akibat kecelakaan yang dialaminya. Ia sering dijadikan bahan canda dan sumber kelucuan. Akibatnya Laras menjadi tidak percaya diri dan benci pada diri sendiri. (Tambunan, 1992:16). Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek yang dibutuhkan untuk mengembangkan diri dan pencapaian kestabilan mental yang sehat guna mengatasi permasalahan dalam dirinya. Dan salah satu aspek penting yang bias mendorong rasa percaya diri adalah dengan bersyukur. Dengan bersyukur, seorang remaja akan memiliki kekuatan jiwa dan dalam menghadapi kesukaran dan kekecewaan hidup tidak akan memukul jiwanya, tidak akan membuatnya pesimis, rendah diri, mudah putus asa dalam hidupnya. Ia akan menghadapinya dengan tenang dan selalu ingat kepada Allah SWT, menerima kekecewaan dan kesukaran hidup dengan sabar. Menurutnya kesukaran yang dialaminya merupakan bagian dari ujian dan cobaan. Serta yakin bahwa Allah SWT memberi cobaan sesuai dengan batas kemampuan manusia yang akan memberikan makna pada setiap sikap dan perilaku individu sehingga akan tetap hidup dengan penuh keyakinan dan ketenangan pada dirinya sendiri (Gymnastiar, 2003:33) . Menurut sebuah penelitian Zainrrofikoh dan Hadjam yang dilakukan pada Mahasiswa anggota KAMMI di UGM menyimpulkan bahwa individu yang merasakan kebermaknaan hidup, dapat menumbuhkan semangat untuk menghadapi tantangan hidup, mampu menerima diri dan mensyukurinya sehingga tidak mempermasalahkan penampilan fisik dan kekurangan-kekurangan yang dimilikinya, sebaliknya individu akan menerima kondisi itu sebagai suatu takdir dan menerima dengan sikap sabar, sehingga individu tidak merasa cemas, tetap optimis dan percaya diri. Agama juga mengajarkan hakikat kemanusiaan dimana manusia harus menyadari bahwa Allah SWT memberi yang ada dalam cirinya yang meliputi fungsi-fungsi fisiologis maupun psikisnya yang menjadikan manusia sebagai makhluk tertinggi. Sesungguhnya banyak sekali nikmat Allah SWT yang diberikan kepada manusia diantaranya adalah nikmat kesehatan, kebahagiaan, keluarga dan lain sebagainya. Namun nikmat yang sejati ialah kebahagiaan hidup di akhirat. Berdasarkan sifat manusia nikmat dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu nikmat yang bersifat fitri (asasi) yang dibawa manusia sejak lahir. Dan yang kedua adalah nikmat yang mendatang yang diterima manusia dan dirasakannya setiap waktu yaitu segala kenikmatan, kesehatan, kebahagiaan dan lain-lainnya yang diterima oleh manusia dalam perjalanan hidupnya. Allah SWT berfirman “Dan Tuhan melahirkan kamu dari perut ibumu tanpa mengetahui sesuatu apapun dan (kemudian) diberi-Nya kamu pendengaran, penglihatan dan hati, supaya kamu bersyukur” (An-Nahl : 78). Berdasarkan ayat diatas betapa banyak dan besar nikmat maupun rahmat yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Untuk pelajar mensyukuri nikmat Allah SWT, perlu dikaji apa yang telah melekat di tubuh kita. Tak ada alat yang diciptakan manusia mampu menandingi alat-alat yang diciptakan Allah SWT berupa organ tubuh manusia. Maka bahwa sesungguhnya kenikmatan asasi itu luar biasa. Kebanyakan sifat manusia baru menyadari nilai nikmat yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya, ia tidak pernah merasa bahwa organ tubuh itu sangat mahal, baru jika ia membutuhkan, maka sesuatu menjadi sangat berharga. Misalkan saja yaitu seseorang mengalami kecelakaan dan salah satu matanya harus dioperasi, maka barulah merasa bahwa satu bola mata sangat besar artinya dalam hidup ini, dan merasakan betapa nikmatnya mempunyai dua belah mata. Oleh sebab itu setiap nikmat yang diperoleh harus disyukuri. Karena orang yang pandai bersyukur jiwanya semakin bersih, dia akan memiliki kesabaran, tidak ada rasa penyesalan, putus asa atas ujian yang ditimpakan-Nya. Dan dia akan bertambah dekat kepada Allah SWT, tidak memiliki sikap sombong meskipun bergelimangan harta, dan semakin sadar bahwa nikmat itu adalah karunia Illahi yang harus dipergunakan untuk kebaikan terhadap sesama umat manusia. Suroto (1998:54) mengemukakan bahwa dengan mensyukuri apa yang diterima dapat merasa bahagia dan menjadi yakin bahwa kebahagiaan datang dari sikap batin diri sendiri, dari sikap hati dan perasaan diri sendiri bukan dari luar. Jika sikap positif dilaksanakan, maka peluang untuk merasa bahagia akan mudah diperoleh. Seperti yang difirmankan Allah SWT “Barang siapa yang bersyukur maka hal itu adalah untuk (kebaikan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang ingkar, sesungguhnya Tuhan itu Maha Kaya dan Mulia”(An-Nahl :40). Dalam keimanan tercakup kepercayaan kepada sifat cinta kasih dan kepemurahan dari Allah SWT, serta keyakinan akan adanya takdir. Dengan kepercayaan ini seseorang bisa menerima dengan bersyukur setiap realitas yang tidak bisa dirubah. Sikap realita adalah kesediaan seseorang untuk bersyukur, berserah diri pada takdir atau sikap ikhlas menerima keadaan buruk sebagai keputusan Allah SWT. Sikap ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri bahwa segala keputusan-Nya mempunyai maksud yang baik dan pasti ada hikmahnya. Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul HUBUNGAN ANTARA RASA SYUKUR DENGAN KEPERCAYAAN DIRI.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang sudah dikemukakan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara rasa syukur dengan kepercayaan diri.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara rasa syukur dengan kepercayaan diri.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi
pengembangan teori dibidang psikologi sosial dan psikologi agama.
2. Manfaat praktis Diharapkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk menambah wawasan tentang rasa syukur dengan kepercayaan diri.

8 Komentar untuk "HUBUNGAN ANTARA RASA SYUKUR DENGAN KEPERCAYAAN DIRI"

Unknown mengatakan...

bisa minta bab2nya ga??
soalnya saya sedang meneliti tentang syukur secara psikologi..Kalo bs tolong kirim ke email saya y??

mohon bantuannya
bungaesti@gmail.com

terima kasih y...

hiqo mengatakan...

tentang syukur, saya boleh tahu faktor-faktor yang mempengaruhi/mendorong seseroang bersyukur ???saat ini saya sedang melakukan penelitian syukur dengan kepribadian big five personality. jika saudara bersedia memberikan informasi, tolong dikirim ke alamat ini : hiqo_fq@yahoo.co.id.
sebelumnya terimakasih atas bantuan dan kesediannya.
nb: tolong sesegera mungkin kabarnya. penting banget.

RiansGie7 mengatakan...

mohon bantuannya, kalau boleh tolong kirim bab 2 nya, sesama masyarakat psikologi saya sedang ngumpulin referensi tentang syukur secara konsep psikologi untuk skripsi saya, kalau bisa tolong dikirim ke alamat: deargie7@gmail.com
teimakasih sebelumnya..

hanarumi mengatakan...

bisa kah saya dikirimi via email materi2 tentang syukur? jurnal2nya juga kalau ada..trims...


Hanarumi.Sakura@gmail.com

icha chairani mengatakan...

boleh dikirimkan jurnal dan contohnya skripsinya ke anisah.chairani@gmail.com? untuk bahan skripsi saya yaitu pengaruh big five personality, optimism terhadap rasa syukur? makasih

Unknown mengatakan...

maaf saya bisa minta bab 2nya mas.
saya jg sedang ada penelitian tentang syukur
trims

tolong kirimkan ke ceen_piss@yahoo.com

Anonim mengatakan...

maaf, jika boleh bisa kah dikirimkan contoh skripsinya? saya mohon bantuannya, karena saya sedang menyusun skripsi tentang subjective well-being dan bersyukur.

jika memang boleh, bisa dikirim ke nugraheniputri_psi08@ymail.com

Melancholic mengatakan...

mas saya boleh minta bab 2 nya ? saya juga sedang meneliti tentang syukur.. jika boleh mohon kirimkan ke email saya ridhasyarif@gmail.com terimakasih sebelumnya mas..

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel