Login Sekarang

AGRESI PASIEN DAN STRATEGI COPING PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

BAB I
Latar belakang

Sebagai praktisi kesehatan yang bergerak dibidang jasa kesehatan, perawat adalah bagian terpenting dan ujung tombak di rumah sakit. Kesuksesan perusahaan, dalam hal ini adalah rumah sakit, banyak ditentukan oleh keberhasilan perawat dalam memberikan pelayanan. Dalam budaya pemberian pelayanan ini, rumah sakit memprioritaskan hubungan baik dan saling memperhatikan antar karyawan. Organisasi seperti ini juga memberi penekanan terhadap pentingnya memelihara kualitas hidup yang tinggi (As’ad & Soetjipto, 2000,h.111). Dalam suasana seperti inilah diharapkan muncul bentuk pelayanan yang prima terhadap pasien. Perawat dituntut untuk selalu memberikan yang terbaik dalam tugasnya. Selalu bertindak dengan baik, tepat, cepat, dan benar adalah tuntutan tugas yang tidak mudah bagi perawat. Sebagai manusia biasa, perawat tentunya juga mempunyai beragam hambatan yang mempengaruhi tindakan-tindakannya dalam bertugas. Hambatan yang ada bisa berasal dari dalam individu sendiri atau dari luar individu. Maka selain dituntut untuk selalu bertindak sesuai tuntutan tugas, maka perawat juga dituntut untuk mampu mengelola hambatan-hambatan yang dialaminya. Tak jarang hambatan yang timbul akan menampilkan diri dengan wujud lain berupa stress dan tekanan yang sudah pasti mengganggu perawat dalam menjalankan tugas yang diembannya. Maka kemampuan lain yang harus dimiliki oleh perawat adalah mengelola stress dengan baik. Faktor-faktor dari pencetus stress dan tekanan-tekanan yang dialaminya bisa dari bermacam sumber. Bermacam sumber yang ada untuk pencetus stress dan tekanan, bisa dari dalam individu maupun dari luar individu. Khusus untuk dari luar individu, berbagai kemungkinan untuk menjadi faktor pencetus stress bisa terjadi. Terlebih lagi bagi perawat yang khusus bertugas di institusi kesehatan jiwa. Tugas mereka yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk merawat para pasien gangguan jiwa, akan menimbulkan masalah tersendiri. Taraf gangguan jiwa dari pasien sangat beragam. Dengan berbagai karakteristik yang berbeda pula mereka menjadi pasien rumah sakit jiwa. Perilaku yang ditunjukkan sering kali tidak disadari sepenuhnya oleh para pasien sendiri. Salah satu perilaku yang ditunjukkan adalah agresif. Baik itu disadarai atau tidak, tujuan untuk melukai, menyakiti ataupun mencederai para penerima tindakan tersebut jelas tidak diharapkan. Para penerima tindakan agresif dari pasien seringkali adalah objek-objek atau individu yang berada di dekat pasien. Dan para perawat di rumah sakit jiwa adalah orang terdekat pasien selain keluarganya.
Perawat seringkali menerima tindakan agresif atau yang berbau kekerasan dari para pasiennya sendiri. Meski para perawat menerima dengan tabah tindakan para pasiennya, namun situasi seperti ini memerlukan perhatian khusus. Dan ironisnya, kondisi dan situasi kekerasan yang terjadi di rumah sakit tidak, atau sampai saat ini belum terekspose secara luas di masyarakat. Dari pengamatan awal peneliti terhadap pasien di RSJ Pusat Lawang, perilaku agresif yang nampak dari diri pasien sangat beragam. Mulai dari berteriak-teriak, memukul benda disekitarnya sampai mencoba untuk menyerang obyek disekitarnya, kesemuanya nampak jelas dilakukan oleh para pasien. Entah itu bertujuan untuk menyerang para perawat ataupun obyek disekitarnya, perilaku agresif yang ditunjukkan oleh para pasien jelas sangat mengganggu kenyamanan suasana yang diterapkan di sana. Dari pengalaman perawat sendiri, baik dari dirinya sendiri maupun rekan sejawatnya, serangan ataupun tindakan agresif yang diterima perawat dari pasien tak terhitung jumlahnya. Namun para perawat tetap mampu menjalankan tugasnya dengan baik karena menurut para perawat, hal serta tindakan yang diperoleh dari para pasien adalah resiko pekerjaan yang harus diambil dan diterima dengan sebaik-baiknya. Laporan-laporan lain mengenai serangan dan cedera serius, tetapi akhirnya tidak mengancam nyawa, juga sangat banyak. Misalnya seorang perawat diserang dengan pisau dan mendapatkan luka parah didada kiri oleh seorang pasien yang mempunyai sejarah gangguan kejiwaan. Seorang perawat pria menggambarkan bagaimana ia berkelahi dengan seorang pasien yang mengakibatkan patah tulang. Dengan resiko seperti diatas ditambah dengan kondisi yang mungkin hanya dipahami oleh para perawat dan staff dokter yang menanganinya, mereka dituntut untuk berbuat yang terbaik dalam menjalankan tugas yang diembannya. Untuk kondisi dan situasi semacam itu sebenarnya butuh waktu dan keahlian tersendiri. Kesiapan baik fisik maupun psikologis yang harus selalu prima, mutlak diperlukan para perawat dalam menjalankan tugas yang diembannya. Seringkali mereka mendapatkan situasi yang tidak menyenangkan di tempat kerjanya dengan perilaku pasien yang mampu membuat para perawat kehilangan konsentrasi dan tidak menutup kemungkinan akan berakibat fatal baik bagi perawat maupun para penderita. Situasi ini tentu membuat manusia pada umumnya mengalami tekanan yang berarti. Bila situasi yang menekan ini tidak segera diatasi, tidak menutup kemungkinan akan memunculkan stress dan konflik pada diri perawat tersebut. Cara-cara yang dilakukan manusia untuk mengolah tekanan yang dialaminya atau perilaku coping bisa bermacam-macam. Lazzarus & Folkman menerangkan bahwa tingkah laku coping dianggap sebagai faktor penyeimbang yang membantu individu dalam mempertahankan penyesuaian baik secara psikis maupun secara sosial dalam menghadapi stress (dalam Huffman dkk, h.425). Berbagai cara yang dilakukan oleh para perawat untuk mengatasi agresifitas pasien yang diarahkan padanya tentunya menimbulkan berbagai dampak pada diri perawat sendiri. Dampak yang dirasakan oleh para perawat setelah menangani pasien yang agresif bisa berupa dampak negatif ataupun secara positif dirasakan oleh perawat yang bertugas. Dampak tersebut juga bisa berbentuk dampak fisik maupun dampak secara psikologis. Seperti pernyataan perawat diatas bahwa dampak negatif yang dirasakan perawat akibat pasien yang agresif seperti luka-luka hanyalah sebagian kecil dari dampak yang dirasakan oleh perawat ketika menangani pasien yang agresif. Tidak menutup kemungkinan dampak secara positif yang dirasakan oleh perawat setelah perawat mampu mengatasi pasien yang agresif.
Dari fenomena yang ada ini peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bentuk agresifitas pasien, strategi coping perawat untuk mengatasi pasien yang agresif, dan dampak yang dirasakan oleh perawat sendiri setelah perawat mengatasi agresifitas pasiennya. Maka dari itu peneliti memilih judul penelitian: Agresi Pasien Dan Strategi Coping Perawat Di Rumah Sakit Jiwa DR. Radjiman Wediodiningrat, Lawang.



Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana bentuk-bentuk agresi pasien yang ditujukan pada perawat?
Bagaimana strategi coping perawat dalam mengatasi agresifitas pasiennya?
Bagaimana dampak yang dirasakan oleh perawat setelah perawat menggunakan strategi coping?
Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui bentuk-bentuk agresi pasien yang ditujukan pada perawat.
Untuk mengetahui strategi coping perawat yang diterapkan untuk mengatasi agresifitas pasiennya.
Untuk mengetahui dampak yang dirasakan oleh perawat setelah perawat menggunakan strategi coping.
Manfaat penelitian
Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan bagi ilmu psikologi, khususnya psikologi sosial dan psikologi klinis.
Manfaat praktis
Bagi peneliti Untuk menambah wawasan dan pengalaman tentang teori-teori yang telah dipelajari terutama tentang agresi dan strategi coping.
Bagi para perawat , Untuk menambah wawasan dan perbendaharaan ilmu tentang pengelolaan stress dan tekanan yang dihadapinya agar mampu menjalankan tugas secara optimal.
Bagi peneliti lain Pada umumnya hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan serta kajian informasi tentang agresivitas pasien dan strategi coping perawat.

Belum ada Komentar untuk "AGRESI PASIEN DAN STRATEGI COPING PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel